Gempa Sumedang
Gempa di Sumedang Sambut Tahun Baru 2024, Teguran dari Allah Atau Kejadian Alam Biasa ?

Gempa bumi mengguncang sumedang Sebagian besar penduduk sedang disibukkan dengan perayaan tahun baru mereka. Pertanyaan besar muncul, apakah gempa ini merupakan teguran dari Allah atau kejadian alam biasa ?
Oleh. Adliyatul hikmah (mahasiswa)
Gempa bumi mengguncang sumedang pada tanggal 31 Desember 2023. BMKG mencatat sudah tiga kali gempa mengguncang wilayah Sumedang. Mulai dari Gempa Sumedang pertama M 4,1 pukul 14.35 WIB, Gempa Sumedang kedua M 3,4 pukul 15.38 WIB, dan Gempa Sumedang ketiga M 4,8 pukul 20.34 WIB.
Sebagian besar penduduk sedang disibukkan dengan perayaan tahun baru mereka. Pertanyaan besar muncul, apakah gempa ini merupakan teguran dari Allah atau kejadian alam biasa ?
Tahun baru selalu menjadi momen meriah dimanapun, di mana orang-orang berkumpul untuk merayakan peralihan tahun. Sayangnya, kesenangan ini terkadang menimbulkan sikap acuh tak acuh terhadap sekitarnya seperti kasus yang terjadi di Rohingya dan Palestina. Kaum Muslim seolah terlena dalam euforia perayaan yang sebenarnya tidak ada dalam Islam.
Perlu diingat bahwa kejadian alam seperti gempa bumi adalah fenomena alam biasa yang dapat terjadi di berbagai wilayah dunia, termasuk Indonesia. Menyambut tahun baru dengan keceriaan bukanlah kesalahan, namun apakah memang perlu dirayakan ?
Hal ini menciptakan sikap apatis terhadap warga Rohingya yang datang meminta bantuan. Penerimaan dingin dan penolakan terhadap mereka seolah mencerminkan ketidakpedulian yang mengkhawatirkan dari masyarakat Muslim di Indonesia. Sikap apatis ini seolah melupakan ajaran Islam tentang kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang mengalami kesulitan.
Seharusnya gempa ini menjadikan kita untuk melakukan perenungan terkait problematika umat selama tahun 2023, terutama konflik di Palestina dan Rohingya. Kita bisa saja melihatnya sebagai teguran dari Allah, mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan kewajiban kita terhadap sesama umat manusia.
Perlu diingat bahwa dalam Islam, nilai solidaritas dan kepedulian terhadap umat Muslim lainnya merupakan bagian integral dari ajaran agama. Merayakan tahun baru adalah kesenangan yang bisa membuat kita lupa akan konflik yang terjadi, perlu ada introspeksi mendalam. Kesenangan merayakan tahun baru sekarang menjadi prioritas, sementara penderitaan yang terjadi di negara-negara tersebut terlupakan
Ketidaksetaraan dan konflik di dunia ini adalah tantangan bersama yang perlu diatasi oleh komunitas global, yaitu Umat muslim. Tidak boleh ada pemisah diantara kaum muslim. Umat muslim layaknya satu tubuh, ketika salah satu anggota tubuhnya ada yang sakit ,maka yang lainnya akan merasakan juga. Tidak dapat dipungkiri bahwa kepedulian terhadap saudara-saudara kita di daerah konflik, merupakan kewajiban yang di ajarkan dalam Islam.
Meskipun kita tidak dapat dengan pasti menyimpulkan bahwa gempa ini adalah teguran langsung dari Allah, kejadian ini dapat dijadikan momentum untuk merenungkan kembali nilai-nilai agama, kemanusiaan dan ikatan saudara semuslim di tengah perayaan tahun baru ini. Kita rubah pemikiran kita untuk tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga merenungkan peran kita dalam membangun dunia yang sesuai dengan aturan Allah.
Jika ditelusuri, kesulitan dalam penerimaan ini muncul karena adanya pemisah yang bernama nasionalisme. Pemahaman ini bisa memutus kepedulian terhadap umat muslim dibelahan dunia lain, dapat memupus ukhuwah umat, menghalangi kerjasama antarumat beragama. Umat Islam seharusnya menyadari bahwa mereka adalah satu tubuh, dan kewajiban untuk menunjukkan pembelaan, pertolongan, dan sikap yang nyata terhadap sesama umat.
Kita harus sepakati bahwa solusi atas masalah ini terletak pada pemahaman dan penerapan ajaran agama melalui sebuah sistem Islam. Dimana ada sebuah negara yang akan mempersatukan seluruh umat di seluruh dunia dan tidak akan peduli pada batasan negara. Karena hanya dengan mengganti sistem aturan saat ini yang mampu menyelamatkan kaum Muslim yang tertindas di berbagai belahan bumi. Namun, pemahaman ini belum diterima secara universal, dan penting untuk menyampaikan dan memahami berbagai perspektif dalam mencari solusi terbaik untuk masalah yang dihadapi umat Islam.
Wallahu'alam bishshawab.
Editor :Tim Sigapnews