Aksi Perang Sarung, Islam Lindungi Generasi dari Berbuat Sadis

Ilustrasi perang sarung. (FOTO: borobudurnews.com)
Usia remaja adalah usia tanggung, bukan anak-anak yang hari-harinya masih bergantung orang dewasa. Remaja mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan lingkungan sosial teman sebayanya. Kehidupan sehari-harinya menuntut mereka untuk lebih banyak hidup bersama teman-temannya, seperti di sekolah, mereka bisa menghabiskan waktu yang sangat lama bersama teman-temannya.
Selain keberadaan media sosial, keluarga dan lingkungan pergaulan, kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan yang diselenggarakan negara. Kontribusi sistem pendidikan dalam membangun dan menguatkan karakter remaja sangat dominan. Kurikulum pendidikan akan menentukan pembentukan desain pola pikir dan pola sikap remaja.
Penerapan kurikulum moderasi beragama justru telah menjauhkan generasi dari akidah Islam sebagai asas pemikiran dan kaidah amal suatu perbuatan. Kurikulum moderasi yang diterapkan hari ini telah mencetak sosok pelajar berpikiran liberal, individualis, dan mengabaikan standar halal-haram dalam kehidupan mereka.
Berikutnya, penelaahan terhadap aspek yang lebih strategis, yakni terhadap arah dan model pembangunan SDM juga penting dilakukan. Apa yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 pada PN 4 Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, keberadaan agama tidak dijadikan sebagai asas dalam membangun manusia.
Padahal, agama itu bersumber dari wahyu, adapun budaya adalah produk akal manusia, sehingga Islam memberikan konsep bahwa amal perbuatan manusia harus terikat dengan hukum syara, benar salah tinjauannya adalah Al-Qur’an dan Sunah.
Selain harus benar, amal manusia hendaknya dihiasi dengan akhlak mulia. Akhlak bukanlah semata nilai moral yang sanksinya sosial. Akhlak adalah bagian dari syariat yang akan membawa konsekuensi pahala dan dosa. Dimensi amal perbuatan manusia harusnya bukan untuk duniawi, tetapi berorientasi untuk akhirat.
Output pembangunan manusia dalam Islam adalah generasi yang mempunyai ketakwaan yang tinggi, memiliki kendali atas diri yang berasal dari iman yang kokoh, pribadi yang bertanggungjawab, dan memiliki profil generasi cemerlang.
Maka, hakikatnya pembangunan manusia adalah bertujuan untuk membentuk berkepribadian yang salih, cara berpikir dan cara bersikap standarnya adalah syariat yang bersumber dari wahyu.
Tentu kita berharap, pemangku kebijakan bisa mendesain ulang dan mengubah secara totalitas model pembangunan manusia Indonesia. Mayoritas generasi negeri ini adalah generasi muslim, maka seharusnya desain pembangunan yang diadopsi negara adalah pembangunan manusia dalam penerapan sistem Islam.
Wallahu a'lam bishshawab.
Read more info "Aksi Perang Sarung, Islam Lindungi Generasi dari Berbuat Sadis" on the next page :
Editor :Muhammad Ramlan